Dampak Negatif Adanya Internet Terhadap Dunia Pendidikan
Dampak Negatif Adanya Internet Terhadap Dunia Pendidikan – Internet adalah singkatan dari international network, yaitu jaringan yang menghubungkan data di berbagai belahan dunia. Untuk mengakses internet diperlukan mesin pencari, pada umumnya dalam mengakses internet kebanyakan orang menggunakan mesin pencari yang bernama google.com.
Google bukanlah hal yang baru bagi setiap orang, hampir semua aktivitas yang dilakukan untuk mengakses internet menggunakan mesin pencari yang satu ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa inovasi dan kemajuan dalam dunia pendidikan tidak lepas dari kecanggihan internet dalam menyediakan data dan informasi yang akurat.
Namun keberadaan internet dalam dunia pendidikan ibarat pisau bermata dua yaitu selain memiliki manfaat bagi dunia pendidikan, internet juga telah menimbulkan dampak negatif dalam dunia pendidikan.
Oleh karena itu, pengguna internet khususnya pelajar dan seluruh pemangku kepentingan pendidikan harus bijak dalam menggunakan internet karena jika disalahgunakan akan menimbulkan dampak negatif bagi penggunanya. Apa saja dampak negatif adanya internet bagi dunia pendidikan, berikut ulasannya.
Dampak Negatif Internet Bagi Dunia Pendidikan
Bahaya Pornografi
Dampak negatif yang paling nyata dengan hadirnya internet adalah menjamurnya konten grafis yang beredar bebas di dunia maya, ditambah lagi konten tersebut dapat dengan mudah diakses oleh mahasiswa. Meski kemenkominfo gencar berupaya menghapus konten pxrnx yang beredar di internet, seperti jamur seribu satu dicabut.
Kondisi ini sangat berbahaya, apalagi bagi mahasiswa yang belum memiliki filter yang kuat untuk menghilangkan hal-hal seperti itu. Akibatnya, pengaruh konten grafis membuat kekerasan seksual marak di kalangan pelajar. Jika tidak ditangani dengan baik, konten yang tidak pantas dapat merusak masa depan generasi penerus bangsa.
Mencontek Saat Ujian
Internet yang begitu mudah diakses dimana saja dan kapan saja membuat mahasiswa yang memiliki sikap tidak jujur memanfaatkan fasilitas tersebut. Tidak jarang ketika diberikan ulangan/tes oleh guru, banyak siswa yang menggunakan handphone/gadgetnya untuk mengetahui jawaban dari soal yang sedang diujikan.
Akibatnya, hasil mental siswa tersebut dapat berdampak buruk pada karakter penerus bangsa selanjutnya. Meski ada kebijakan yang melarang membawa ponsel atau smartphone ke sekolah, namun karena pengawasan yang kurang ketat di beberapa sekolah, para siswa ini tetap membawa ponsel atau smartphone ke sekolah.
Perilaku Plagiarisme
Plagiarisme atau dalam bahasa kerennya yaitu copy paste, perilaku plagiarisme dikalangan mahasiswa hingga tingkat mahasiswa sudah menjadi rahasia umum, walaupun tidak semua mahasiswa dan mahasiswa melakukan hal tersebut, namun ketersediaan materi internet yang begitu banyak dan mudah didapatkan membuat sebagian mahasiswa memilih cara instan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru atau dosen.
Jika diberikan tugas, sebagian dari mereka langsung mengambil data dari internet kemudian mengganti nama pemilik data/file tersebut menjadi namanya, sehingga tugas tersebut selesai dalam sekejap mata, sangat instan bukan?
Kondisi ini membuat mental sebagian mahasiswa menjadi individu yang malas, tidak mau susah dan tidak mau berinovasi. Maka tidak heran jika korupsi dan penipuan merajalela karena selama belajar mereka telah melakukan hal-hal yang tidak tepat dan kurang bijaksana.
Menjadikan Siswa Sebagai Pribadi Yang Konsumtif (Kecanduan Internet)
Apa yang tidak bisa didapatkan melalui internet? Hampir semuanya tersedia di internet, hal ini membuat beberapa siswa dapat berlama-lama dalam menggunakan internet. Kondisi ini mengarahkan siswa pada sikap konsumtif, sehingga siswa menjadi pribadi yang kurang kreatif, malas berinovasi dan selalu ingin mendapatkan sesuatu dengan cara instan.
Namun, tidak sedikit siswa yang mampu membuat atau menciptakan hal-hal baru karena kegemarannya menggunakan internet. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh internet terhadap seseorang itu baik atau buruk tergantung dari sudut pandang yang digunakannya dalam mengakses internet. Oleh karena itu, peran guru dan orang tua sangat penting dalam mengarahkan siswa agar lebih bijak dalam menggunakan internet
Kaku Dalam Bersosialisasi
Facebook, g+, twitter, linkd, instagram dan beberapa media sosial lainnya merupakan media komunikasi yang umum digunakan oleh semua orang termasuk mahasiswa. Media sosial memudahkan siswa untuk berteman dan berinteraksi sehingga dapat menghabiskan begitu banyak waktu hanya dengan menggunakan media sosial.
Alhasil, di dunia nyata mereka sangat ekspresif, namun di kehidupan nyata mereka akan lebih kaku dan kurang mahir bersosialisasi. Hal ini disebabkan pola komunikasi yang digunakan melalui internet bukan tatap muka, sehingga ketika dalam kondisi nyata mereka menjadi kaku dalam bersosialisasi.
Pemalsuan
Sekali lagi, keberadaan internet memudahkan orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan perbuatannya, tidak jarang kita melihat banyak kasus pemalsuan, mulai dari pemalsuan ijazah, sertifikat dan berbagai lini di dunia pendidikan. Hal ini sangat tidak bijaksana dan justru mencoreng pendidikan di indonesia karena tidak jarang perilaku buruk dilakukan oleh oknum-oknum yang bersentuhan langsung dalam dunia pendidikan.
Kekerasan
Tawuran antar pelajar, tawuran antar pelajar, dan masih banyak hal menyimpang lainnya tidak lepas dari internet, mulai dari sekedar sarkasme di media sosial hingga akhirnya tawuran antar pelajar. Kondisi ini sangat memprihatinkan, dimana mahasiswa yang digadang-gadang sebagai pemegang estafet kepemimpinan bangsa selanjutnya harus menjadi korban kesembronoan dalam menggunakan internet.
Siswa Malas Belajar
Siswa yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengakses internet, lama kelamaan dapat membuat mereka malas untuk belajar, hal ini akan berbanding lurus dengan prestasi akademik.
Dimana anak yang malas belajar tentunya juga akan mendapatkan nilai yang rendah. Maka untuk menghadapi hal tersebut, guru dan orang tua harus memberikan aturan yang tegas kepada siswa tentang batas maksimal untuk dapat menggunakan internet dalam sehari, sehingga siswa dapat membagi waktu yang tersedia secara efektif dan menggunakannya dengan bijak.
Antisosial
Hal paling berisiko yang bisa terjadi pada siswa yang sudah kecanduan internet adalah mereka akan menjadi individu yang anti sosial. Anti sosial merupakan perilaku yang acuh terhadap kondisi lingkungan, biasanya individu yang anti sosial akan lebih banyak menghabiskan waktu sendiri sambil sibuk menjelajah dunia maya.
Kejahatan Dunia Maya
Terakhir, dampak negatif internet terhadap dunia pendidikan adalah perilaku cyber crime. Cyber crime adalah sebutan bagi mereka yang melakukan kejahatan di dunia maya. Siswa dapat menjadi bagian dari kejahatan dunia maya, mengingat kemampuan sebagian siswa dalam menguasai internet yang begitu cepat sehingga mereka memiliki keterampilan dan kemampuan untuk melakukan kejahatan melalui internet.
Cara Mengatasi Dampak Negatif Internet Bagi Pelajar
Membuat Lebih Banyak Waktu Untuk Diskusi
Bagi anda yang memiliki anak dalam usia belajar, luangkan waktu lebih banyak untuk berdiskusi dengan mereka. Dengarkan cerita mereka, tentang apa yang mereka lakukan hari itu, dan masalah apa yang mungkin mereka hadapi. Ajari anak keterbukaan, sehingga internet bukan hanya menjadi tempat berhentinya mereka seharian.
Ajak Siswa Menggunakan Internet Dengan Bijak
Jika anda seorang guru, anda dapat memberikan porsi khusus untuk menggunakan perangkat selama proses pembelajaran. Buatlah porsi waktu khusus semenarik mungkin, agar siswa menunggu waktu itu tiba. Buat aturan khusus, dimana gadget atau handphone hanya boleh digunakan pada jam-jam khusus tersebut selama jam pelajaran.
Lakukan Pemeriksaan Ponsel Secara Berkala
Baik guru maupun orang tua sebaiknya mengecek handphone secara rutin untuk melihat seperti apa aktivitas anak di dunia maya. Cari tahu juga kemungkinan adanya penyembunyian data oleh anak-anak atau siswa, agar tidak dikuasai oleh mereka saat ujian dilaksanakan.
Demikian ulasan tentang Dampak Negatif Adanya Internet Terhadap Dunia Pendidikan, semoga bermanfaat.